Jumat, 09 Mei 2008



“Ketika Lensa Membuka Mata dan Hati (2)
( Benny "Benjie" Herlambang Photojournal )

Wu Min, seorang wanita suku Miao dari satu desa di Kaili, Guiyang – China, yang sejak tahun 2002 ia telah menjadi seorang pengajar sukarela bahasa Inggris bagi anak – anak di desanya. Karena desanya sering didatangi oleh turis asing, dan kemauannya yang keras bahwa masyarakat desanya harus membuka wawasan dengan menguasai berbahasa Inggris. Dengan kondisi seadanya ia mengajarkan berbahasa Inggris bagi anak – anak, kelasnya adalah ruangan dari sebuah bangunan kosong yang tidak terpakai dan hanya ada 1 papan tulis dan meja seadanya sedang untuk buku – bukunya ia harus mengusahakan secara sendiri untuk membelinya.

Selain bekerja sebagai pengajar sukarela bahasa Inggris, Wu Min juga memberikan layanan informasi kepada para turis mengenai lokasi wisata di daerahnya dan semuanya ia lakukan bukan untuk mendapatkan imbalan tetapi atas usahanya tersebut ia hanya meminta kepada turis yang telah dipandunya untuk secara sukarela mengajar/menjadi native speaker selama kuranglebih 15 menit saja bagi murid – muridnya yang berjumlah 13 orang, dari hal ini pulalah terkadang para turis mengirimkan Wu Min berbagai buku atau alat bantu mengajar lainnya.

Selama 5 hari saya menjadi volunteer mengajar bahasa Inggris bagi anak – anak yang rata – rata berumur 5 hingga 11 tahun (setingkat TK hingga SD). Kelasnya dimulai dari pukul 6 hingga 9 malam yang terbagi dalam 2 kelas, masing – masing kelasnya adalah satu setengah jam setiap harinya karena murid - muridnyanya ada yang baru selesai bersekolah sekitar pukul 4 sore (pendidikan dasar di sekolah milik pemerintah China adalah bebas biaya tanpa ada tambahan biaya apapun). Tidaklah mudah memang untuk menjadi seorang pengajar bagi anak – anak, namun setidaknya itu telah memberikan satu makna tersendiri dari "perjalanan" saya ini.

Mempelajari bahasa Inggris secara aotodidak Wu Min berkeinginan untuk mempelajari bahasa Inggris secara formal untuk dapat meningkatkan kemampuan bahasa dan mengajarnya, membuka wawasan bagi masyarakat desanya terhadap dunia luar serta memberikan pelajaran bahasa Inggris secara sukarela bagi anak – anak di desanya merupakan upaya yang sudah sangat jarang ditemukan dalam kehidupan masyarakat sekarang ini.

Dibandingkan dengan seorang Wu Min, mungkin kita jauh lebih beruntung mendapatkan pendidikan formal bahkan mungkin kita lebih jauh dengan mendapatkan pendidikan setingkat Strata 1 dan 2 yang bahkan kita dapatkan melalui pendidikan di luar negeri…., tapi apakah ilmu yang kita dapatkan tersebut, kita telah berbagi dengan lainnya dan memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar kita ? hanya untuk kepentingan pribadi ? atau dan bahkan hanya untuk melakukan ekspoitasi bagi manu sia lainnya dengan melakukan pembodohan kepada masyarakat ? …Tapi yang jelas ilmu harus disampaikan kepada yang lainnya dan memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan dan peradaban manusia

Satu Huruf

sampaikanlah walau satu ayat
sampaikanlah walau satu kalimat
sampaikanlah walau satu kata
sampaikanlah walau satu huruf

ajarkanlah walau satu ayat
ajarkanlah walau hanya sedikit
yang sedikitpun adalah ilmu
ilmu adalah rahmat

tulislah walau satu kata
menjadi kalimat
menyusun paragraf
ceritakan kisah

3 komentar:

Unknown mengatakan...

great pics n touching story...
bravo

Benny Herlambang mengatakan...

thanks robert

ani rostiani mengatakan...

Sungguh tulisan yang inspiratif. Nice posting, Ben ...
Masih ingat saya ?