Selasa, 06 November 2007

Anak Kecil Penjaja Kue dari Lijiang


"Anak Kecil Penjaja Kue dari Lijiang"
( Benny "Benjie" Herlambang Photojournal )

Saat dikota Lijiang saya lapar pergi menuju warung jalanan dan sayapun menyantap makanan yang telah dipesan. Saat makan, diseberang saya seorang anak kecil laki-laki duduk menjajakan kue dan berteriak … "Kue…, mau beli kue…, ayo beli kue…,kue enak buatan ibuku…"

Dengan ramah ia akan melayani dan menjawab pertanyaan orang yang lalulalang “Kue apa itu?” – anak kecil tersebut tidaklah berputus asa meski tidak membelinya. Ia tawarkan lagi kue kepada orang yang lalulalang, orang hanya menengok melihat atau bahkan tidak menghiraukannya.

Anak kecil penjaja kue tidak menyerah dengan usahanya yang sudah hampir seharian menjajakan kue buatan bunda. Mungkin anak kecil ini berpikir "Saya coba lagi tawarkan kue ini, siapa tahu kue ini dijadikan oleh-oleh buat orang dirumah".

Ini adalah sebuah usaha yang gigih membantu ibunda untuk menyambung kehidupan yang serba pas-pasan ini. Tidak ada rasa malu atau rendah diri dalam dirinya, meski seusia dirinya sudah harus membantu mencari nafkah menjajakan kue di jalanan.

Kemudian saya keluarkan uang RMB 20 dari dompet dan saya berikan sebagai sedekah saja. "Dik ini uang saya kasih, kuenya nggak usah saya ambil, anggap saja ini sedekahan dari saya buat adik". Lalu uang yang diberikan saya itu ia ambil dan diberikan kepada pengemis yang sedang meminta-minta. Sempat saya bingung, lho ini anak dikasih uang kok malah dikasih kepada orang lain.

"Kenapa kamu berikan uang tersebut - kenapa tidak kamu ambil?" Anak kecil penjaja kue tersenyum lugu menjawab "Saya sudah berjanji sama ibu dirumah ingin menjualkan kue buatan ibu, bukan jadi pengemis, dan saya akan bangga pulang kerumah bertemu ibu kalau kue buatan ibu terjual habis. Dan uang yang saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja keras saya. Ibu saya tidak suka saya jadi pengemis".

Saya terkagum dengan kata-kata yang diucapkan anak kecil penjaja kue yang masih sangat kecil buat ukuran seorang anak yang sudah punya etos kerja bahwa "kerja itu adalah sebuah kehormatan", kalau dia tidak sukses bekerja menjajakan kue ia berpikir kehormatan kerja dihadapan ibunya mempunyai nilai yang kurang dan suatu pantangan bagi ibunya anaknya menjadi pengemis - ia ingin setiap ia pulang kerumah ibu tersenyum menyambut kedatangannya dan senyuman bunda yang tulus ia balas dengan kerja yang terbaik dan menghasilkan uang.

Kemudian saya membeli sisa kue yang dijajakan lelaki kecil, bukan karena saya kasihan, bukan karena saya lapar tapi karena prinsip yang dimiliki oleh anak kecil itu "kerja adalah sebuah kehormatan" ia sudah bekerja dengan baik, ia layak mendapatkan uang atas usahanya tersebut

Tidak ada komentar: